top of page
_3540098.JPG
kp2.jpg

LEFTOVER IMAGES

Teknologi analog dalam fotografi memberikan momen fenomenologis bagi pelakunya yaitu sebuah rangkaian proses panjang: mekanikal – kimiawi sampai tercipta sebuah imaji. Reproduksi imaji inilah yang disebut citraan, yang selama ini digeluti oleh fotografi.

 

Dalam khasanah fotografi populer di Indonesia, momen analog itu mati suri sejak lebih dari satu dekade yang lalu  dan tergantikan dengan teknologi digital. Fotografi digital memberikan efisiensi dan kecepatan produksi bagi penggunanya. Bagi generasi milenial, teknologi fotografi analog hanya dikenal sebagai  gerakan masa lampau. Hal tersebut membuat kurangnya pengetahuan terhadap fotografi analog terutama proses panjang produksi-reproduksinya.

 

Artefak-artefak fotografi analog termasuk film negatif tersebut di kemudian hari tersebar dalam dua kutub: pertama, artefak itu diwariskan ke ahli warisnya untuk dijaga - hal ini karena keluarga tersebut memiliki pengetahuan tentang fotografi dan atau kesadaran untuk mengarsipkan dokumentasi keluarga. Kedua, artefak tersebut terserak di tangan orang lain atau tempat lain, entah itu dibuang atau dijual atau dihibahkan ke orang lain dengan berbagai macam alasan.

​

Persoalan ini umum terjadi pada masyarakat kita karena melihat kepentingan fotografi hanya pada hasil akhir yaitu cetakan. Cetakan-cetakan masih banyak yang dijaga karena sifatnya yang kasat (mudah dipegang, dilihat dan disimpan). Satu obyek yang sangat penting yaitu film negatif yang seakan-akan menjadi obyek penderita, karena selesai di reproduksi, maka usai sudah janji bakti film negatif. Karena sifat gambar di film negatif yang samar dan butuh proses untuk menampilkan gambarnya.

 

Afdruk 56 berupaya menjadi ‘arkeolog visual’ dengan mencari, menemukan dan mengoleksi artefak film negatif  yang berserakan di berbagai sumber, termasuk di pasar-pasar barang bekas. Artefak tersebut kemudian dikumpulkan, dipilih dan dicetak. Film negatif dan hasil cetakannya tersebut memiliki nilai sejarah dan sosial yang penting untuk mempelajari manusia dan peristiwa di masa lampau, sekaligus untuk mengkaji perkembangan teknologi dan sistem korporasi yang nyatanya mampu mengubah perilaku masyarakat dan menyingkirkan ingatan.

bottom of page